Selasa, 08 Juni 2010

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : Kondis-kondisi Atmosferik

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : Kondis-kondisi Atmosferik

• Sistem pengaturan atau regulasi suhu tubuh
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
• Pengaruh Suhu
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :
a. Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b. Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
c. Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :
a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh. Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
b. Piloereksi. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
c. Peningkatan pembentukan panas. Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.

• Pengaruh cuaca dan kondisi yang berhubungan
A. Perubahan cuaca dan pengaruhnya terhadap sistem kesehatan. Perubahan cuaca dapat mengakibatkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Serangan heatstroke, kematian akibat tersambar petir, busung lapar akibat gagal panen yang disebabkan perubahan pola hujan, dan gangguan kesehatan lainnya membutuhkan penanganan istimewa, tidak bisa disamakan dengan kejadian penyakit biasa. Oleh karena itu, hal tersebut membutuhkan rancangan sistem kesehatan yang disesuaikan dengan perkiraan dampak perubahan iklim sehingga fasilitas pelayanan kesehatan yang ada mampu menampung, menangani, dan mengendalikan kasus-kasus tersebut.
B. Perubahan cuaca dan kondisi sosial. Salah satu contoh akibat perubahan cuaca adalah banjir. Banjir yang menenggelamkan tempat tinggal manusia membuat manusia mengungsi. Dalam kondisi darurat seperti itu, akan timbul kepanikan. Selain itu, pada kondisi darurat manusia tidak lagi memikirkan orang lain. Yang menjadi prioritas utamanya adalah bagaimana caranya agar dirinya, keluarganya, dan hartanya dapat diselamatkan. Tidak jarang manusia menginjak hak orang lain asal kebutuhan keluarganya dapat dipenuhi, walaupun hak orang yang diinjak tersebut adalah hak tetangganya.
C. Perubahan cuaca dan dampak lingkungannya. Perubahan cuaca terjadi karena perubahan keseimbangan lingkungan. Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (uap air, CO2, NOx, CH4, dan O3) di atmosfer akibat aktifitas pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia menyebabkan terbentuknya semacam selimut tak tampak mata yang mengurung gelombang panas sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Efeknya adalah permukaan bumi semakin memanas dan pada akhirnya memicu perubahan iklim.
• Pencemaran udara
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar.
• Tekanan udara dan O2
Molekul-molekul nitrogen, oksigen dan gas-gas lain yang membentuk udara bergerak dengan kecepatan luar biasa, bertabrakan dengan satu sama lain dan semua benda lainnya. Seperti udara dipanaskan, molekul mempercepat, yang berarti mereka mendorong lebih keras terhadap lingkungannya. Sebagai tekanan udara terus menurun oksigen sekitar 21% dari gas di udara seperti halnya di permukaan laut.. Tapi, ada oksigen kurang karena ada kurang dari semua itu gas udara itu. Sebagai contoh, pada saat Anda pergi ke 12.000 kaki itu tekanan udara sekitar 40% lebih rendah daripada permukaan laut. Ini berarti bahwa dengan setiap napas Anda memperoleh 40% kurang dari oksigen di ketinggian rendah. Efek ini tidak dirasakan di kabin pesawat karena yang bertekanan untuk menjaga kepadatan udara di dalam hampir sama karena akan menjadi sekitar 6.000 atau 7.000 meter di atas permukaan laut.
• Dalam kaitannya dengan dunia kerja dan ergonomi
Dari beberapa pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa kondisi-kondisi atmosferik mempengaruhi dunia kerja seperti :
 Regulasi panas tubuh. Seseorang akan dapat bekerja dengan baik apabila regulasi panas tubuhnya tetap konstan. Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Dengan kondisi seperti ini maka seseorang dapat bekerja dengan baik. Hal ini tentu saja dapa dikatakan sebagai kondisi yang nyaman (ergonomi) seseorang dalam beraktivitas atau bekerja.
 Pengaruh suhu. Suhu merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh pada manusia. Suhu diruangan tempat kerja misalnya. Seseorang dapat bekerja apabila suhu diruangan atau tempat kerjanya tidak ekstrem (tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas). Suhu yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat memberikan rasa nyaman (ergonomi) pada seseorang ketika sedang bekerja.
 Pengaruh cuaca dan kondisi yang berhubungan. Cuaca merupakan penentu aktivitas manusia didunia ini. Cuaca yang bersahabat dapat memberikan keuntungan bagi manusia yaitu manusia dapat melakukan aktivitasnya terutama bekerja dengan baik. Cuaca pada musim kemarau dapat memberikan ketidaknyaman pada karyawan yang sedang bekerja yaitu kepanasan. Hal ini dapat sedikit diatasi apabila tempat bekerja atau ruangan kerja karyawan dilengkapi dengan alat pendingin ruangan seperti AC, kipas, hexsos, dsb dengan standar ergonomi (kenyamanan) yang baik tentunya.
 Pencemaran udara. Polusi atau pencemaran udara merupakan salah satu faktor atmosferik yang sangat berpengaruh pada kinerja karyawan atau seseorang yang sedang bekerja. Di pabrik industri biasanya hal ini terjadi. Asap produksi yang melebihi kadar akan menyebabkan pencemaran udara. Apabila hal ini terjadi maka para karyawan yang berada disekitarnya akan sangat terpengaruh saluran pernapasannya yang akhirnya berujung pada kinerjanya. Hal ini dapat sedikit diatasi apabila pabrik memberikan kebijakan K3 berupa masker yang tentunya memiliki nilai ergonomi (kenyamanan) yang baik yang apabila dipakai karyawannya merasa nyaman dan tentunya tidak mengganggu kinerja.
 Tekanan udara dan O2. Tekanan udara terjadi apabila suplai O2 tidak mengalir dengan baik. Karyawan tentunya sangat dipengaruhi oleh suplai O2 yang baik dan cukup apabila sedang bekerja hal ini dikarenakan suplai O2 yang baik dan cukup dapat meningkatkan konsentrasi pada saat bekerja. Untuk itu, ruangan kerja harus memiliki ventilasi udara atau tempat pertukaran atau aliran udara O2 yang didesain dengan ergonomi (tepat) agara karayawan tidak mengalami sesak napas yang diakibatkan tekanan udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar