Selasa, 08 Juni 2010

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : ” Kondisi tanpa bobot dan gejala gravitasional lain”

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : ” Kondisi tanpa bobot dan gejala gravitasional lain”

• Tanpa bobot
Bobot merupakan suatu berat atau mutu dimana hal ini dapat menghambat sesuatu, diperlukan terhadap sesuatu , dan memberikan nilai tambah pada sesuatu. Bobot dalam hal kaitannya dengan sesuatu yang menghambat atau merugikan misalnya bobot atau berat yang berlebihan pada suatu benda sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi manusia untuk membawanya atau mengangkatnya. Contohnya patung yang beratnya atau bobotnya diatas 50 kg tentunya akan sangat sulit dibawa atau diangkat oleh seorang manusia. Bobot dalam hal kaitannya dengan diperlukan terhadap sesuatu disebut juga dengan mutu. Bobot dalam hal ini contohnya mutu atau bobot dari nilai 100 pada nilai ujian adalah bagus sedangkan bobot atau mutu nilai dibawah 50 pada nilai ujian dalah jelek atau tidak bagus. Bobot yang kaitannya dengan memberikan nilai tambah pada sesuatu yang akhirnya mempengaruhi gravitasi dari beratb suatu benda untuk jatuh ke tanah. Contohnya : benda dengan bobot yang ringan (kapas) akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk jatuh ke tanah (gravitasi yang lemah) sedangkan benda dengan bobot yang sangat berat (batu) akan membutuhkan waktu yang cepat untuk jatuh ke tanah (gravitasi yang kuat). Dari gravitasional tersebut, sesuatu yang ringan dapat menimbulkan suatu efek tanpa bobot karena tidak ada hambatan dan tekanan.

• Akselerasi
Akkselerasi merupakan kata lain dari kecepatan. Hal ini dapat ditunjukkan salah satunya dengan akselerasi atau kecepatan suatu benda yang melaju atau bergerak seperti pesawat terbang, kereta api, mobil, sepeda motor, dll. Akselerasi atau kecepatan laju suatu benda dapat bervariasi atau berbeda-beda yang ditentukan oleh seberapa kapasitas kecepatan atau akselerasi benda tersebut dapat melaju atau bergerak. Bukan hanya benda saja yang termasuk kedalam akselerasi tetapi kemampuan manusia juga termasuk kedalam akselearsi atau kecepatan. Hal ini dijelaskan dengan seberapa cepatkah akselerasi atau kecepatan kemampuan seseorang dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan mengembangkannya. Tidak jauh berbeda dengan benda, setiap manusia memiliki akselerasi atau kecepatan kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usaha dan kemauan manusia itu sendiri untuk mengembangkan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

• Ilusi
lusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif.
Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).
• Dalam kaitannya dengan dunia kerja dan ergonomi
Dari beberapa pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa kondisi tanpa bobot dan gejala garivitasional lain mempengaruhi dunia kerja seperti :
 Tanpa bobot. Tanpa bobot atau beban merupakan hal yang mempengaruhi kinerja seseoarang dalam bekerja. Karyawan yang bekerja dengan tanpa beban atau bobot dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan kinerjanya. Hal ini dikarenakan karyawan tersebut tidak mengalami hambatan dan tekanan yang berasal dari beban atau bobot tersebut. Kondisi ruangan kerja dan alat penunjang kerja yang tidak memiliki nilai ergonomi (kenyamanan) akan menimbulkan bobot atau beban pikiran yang mengganggu kinerjanya.
 Akselerasi. Kemampuan karyawan dalam bekerja sangat bervariasi atau berbeda-beda apalagi didalam menyangkut akselerasi kemampuan akan pencapaian prestasi kerja. Akselerasi atau kecepatan perkembangan kemampuan karyawan yang tidak lain diakibatkan oleh kualitas baik alat penunjang kerja atau ruangan kerja yang memiliki nilai ergonomi (kenyamanan dan ketepatan) yang baik dan akhirnya akan menimbulkan kenaikan jabatan atau prestasi kerja. Misalnya saja seorang operator atau buruh biasa apabila memiliki akselerasi atau kecepatan perkembangan kemampuannya dalam bekerja akan mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan berupa pengangkatan menjadi leader bahkan menjadi bagian dari karyawan administrasi pabrik atau perusahaan.
 Ilusi. Memiliki ruangan kerja yang buruk dan tidak memiliki nilai ergonomi yang baik akan menimbulkan kejenuhan dan ketidaknyamanan yang akan dialami oleh karyawannya. Akibat dari hal ini akan menimbulkan ilusi. Ilusi sendiri merupakan interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan). Contohnya : seorang karyawan yang perusahannya tidak memiliki nilai ergonomi yang baik dalam penataan ruangannya sehingga ruangannya terkesan kotor dan tidak terawat maka akan mengintepretasikan suara berisik dari sampah diruangannya sebagai suara dari karyawan lain yang mengganggunya.

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : Kondis-kondisi Atmosferik

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : Kondis-kondisi Atmosferik

• Sistem pengaturan atau regulasi suhu tubuh
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
• Pengaruh Suhu
1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :
a. Vasodilatasi
Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.
b. Berkeringat
Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.
c. Penurunan pembentukan panas
Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :
a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh. Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
b. Piloereksi. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.
c. Peningkatan pembentukan panas. Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.

• Pengaruh cuaca dan kondisi yang berhubungan
A. Perubahan cuaca dan pengaruhnya terhadap sistem kesehatan. Perubahan cuaca dapat mengakibatkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Serangan heatstroke, kematian akibat tersambar petir, busung lapar akibat gagal panen yang disebabkan perubahan pola hujan, dan gangguan kesehatan lainnya membutuhkan penanganan istimewa, tidak bisa disamakan dengan kejadian penyakit biasa. Oleh karena itu, hal tersebut membutuhkan rancangan sistem kesehatan yang disesuaikan dengan perkiraan dampak perubahan iklim sehingga fasilitas pelayanan kesehatan yang ada mampu menampung, menangani, dan mengendalikan kasus-kasus tersebut.
B. Perubahan cuaca dan kondisi sosial. Salah satu contoh akibat perubahan cuaca adalah banjir. Banjir yang menenggelamkan tempat tinggal manusia membuat manusia mengungsi. Dalam kondisi darurat seperti itu, akan timbul kepanikan. Selain itu, pada kondisi darurat manusia tidak lagi memikirkan orang lain. Yang menjadi prioritas utamanya adalah bagaimana caranya agar dirinya, keluarganya, dan hartanya dapat diselamatkan. Tidak jarang manusia menginjak hak orang lain asal kebutuhan keluarganya dapat dipenuhi, walaupun hak orang yang diinjak tersebut adalah hak tetangganya.
C. Perubahan cuaca dan dampak lingkungannya. Perubahan cuaca terjadi karena perubahan keseimbangan lingkungan. Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (uap air, CO2, NOx, CH4, dan O3) di atmosfer akibat aktifitas pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia menyebabkan terbentuknya semacam selimut tak tampak mata yang mengurung gelombang panas sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Efeknya adalah permukaan bumi semakin memanas dan pada akhirnya memicu perubahan iklim.
• Pencemaran udara
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi), maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar. Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2, SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar.
• Tekanan udara dan O2
Molekul-molekul nitrogen, oksigen dan gas-gas lain yang membentuk udara bergerak dengan kecepatan luar biasa, bertabrakan dengan satu sama lain dan semua benda lainnya. Seperti udara dipanaskan, molekul mempercepat, yang berarti mereka mendorong lebih keras terhadap lingkungannya. Sebagai tekanan udara terus menurun oksigen sekitar 21% dari gas di udara seperti halnya di permukaan laut.. Tapi, ada oksigen kurang karena ada kurang dari semua itu gas udara itu. Sebagai contoh, pada saat Anda pergi ke 12.000 kaki itu tekanan udara sekitar 40% lebih rendah daripada permukaan laut. Ini berarti bahwa dengan setiap napas Anda memperoleh 40% kurang dari oksigen di ketinggian rendah. Efek ini tidak dirasakan di kabin pesawat karena yang bertekanan untuk menjaga kepadatan udara di dalam hampir sama karena akan menjadi sekitar 6.000 atau 7.000 meter di atas permukaan laut.
• Dalam kaitannya dengan dunia kerja dan ergonomi
Dari beberapa pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa kondisi-kondisi atmosferik mempengaruhi dunia kerja seperti :
 Regulasi panas tubuh. Seseorang akan dapat bekerja dengan baik apabila regulasi panas tubuhnya tetap konstan. Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Dengan kondisi seperti ini maka seseorang dapat bekerja dengan baik. Hal ini tentu saja dapa dikatakan sebagai kondisi yang nyaman (ergonomi) seseorang dalam beraktivitas atau bekerja.
 Pengaruh suhu. Suhu merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh pada manusia. Suhu diruangan tempat kerja misalnya. Seseorang dapat bekerja apabila suhu diruangan atau tempat kerjanya tidak ekstrem (tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas). Suhu yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat memberikan rasa nyaman (ergonomi) pada seseorang ketika sedang bekerja.
 Pengaruh cuaca dan kondisi yang berhubungan. Cuaca merupakan penentu aktivitas manusia didunia ini. Cuaca yang bersahabat dapat memberikan keuntungan bagi manusia yaitu manusia dapat melakukan aktivitasnya terutama bekerja dengan baik. Cuaca pada musim kemarau dapat memberikan ketidaknyaman pada karyawan yang sedang bekerja yaitu kepanasan. Hal ini dapat sedikit diatasi apabila tempat bekerja atau ruangan kerja karyawan dilengkapi dengan alat pendingin ruangan seperti AC, kipas, hexsos, dsb dengan standar ergonomi (kenyamanan) yang baik tentunya.
 Pencemaran udara. Polusi atau pencemaran udara merupakan salah satu faktor atmosferik yang sangat berpengaruh pada kinerja karyawan atau seseorang yang sedang bekerja. Di pabrik industri biasanya hal ini terjadi. Asap produksi yang melebihi kadar akan menyebabkan pencemaran udara. Apabila hal ini terjadi maka para karyawan yang berada disekitarnya akan sangat terpengaruh saluran pernapasannya yang akhirnya berujung pada kinerjanya. Hal ini dapat sedikit diatasi apabila pabrik memberikan kebijakan K3 berupa masker yang tentunya memiliki nilai ergonomi (kenyamanan) yang baik yang apabila dipakai karyawannya merasa nyaman dan tentunya tidak mengganggu kinerja.
 Tekanan udara dan O2. Tekanan udara terjadi apabila suplai O2 tidak mengalir dengan baik. Karyawan tentunya sangat dipengaruhi oleh suplai O2 yang baik dan cukup apabila sedang bekerja hal ini dikarenakan suplai O2 yang baik dan cukup dapat meningkatkan konsentrasi pada saat bekerja. Untuk itu, ruangan kerja harus memiliki ventilasi udara atau tempat pertukaran atau aliran udara O2 yang didesain dengan ergonomi (tepat) agara karayawan tidak mengalami sesak napas yang diakibatkan tekanan udara.

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : ”Iluminasi”

Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja : ”Iluminasi”

Avin Fadilla Helmi (1999) menyebutkan bahwa psikologi lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan dengan lingkungan fisik, merupakan salah satu cabang ilmu Psikologi yang tergolong masih muda. Teori-teori psikologi lingkungan dipengaruhi, baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin ilmu Psikologi maupun diluar ilmu psikologi. Grand theories yang sering diaplikasikan dalam psikologi lingkungan seperti misalnya teori kognitif, teori behavioristik, dan teori medan. Dalam psikologi lingkungan terdapat 2 hal yang terkandung didalamnya yaitu Architectural features (penataan letak benda-benda diruangan seperti vas bunga, lukisan, patung, dsb) dan Ambient condition (pencahayaan, warna, kelembapan, dsb).
Psikologi kerekayasaan merupakan penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error). Psikolgi kerekayasaan dikenal juga dengan istilah ergonomi. Istilah “ergonomi” berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan (Nurmianto, 2008). Menurut Sutalaksana (1979), egonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman . Ergonomi berkenaan berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja, di rumah, dan di tempat rekreasi. Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors.
Hubungan antara Psikologi lingkungan dengan psikologi kerekayasaan atau ergonomi ini dapat kita gambarkan dengan istilah yang dikenal dengan iluminasi. Iluminasi (illumination) adalah datangnya cahaya ke suatu objek, intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan, atau diteruskan oleh suatu unit bidang yang diterangi. Pencahayaan sangat penting dalam kehidupan manusia seharihari khususnya pada bangunan, tanpa pencahayaan bangunan akan terasa membosankan dan tidak bernyawa dimana kita akan merasa terhambat dalam melakukan kegiatan kita.
• Sumber cahaya ada dua jenis yaitu :
a. sumber cahaya alami yaitu matahari berperan sebagai penerang alami pada siang hari.
b. sumber cahaya buatan yaitu lampu berperan sebagai penerang buatan pada malam hari.

• Pencahayaan mempunyai 3 fungsi utama yaitu3 :
1. General Lighting yaitu penerangan merata yang menerangi seluruh ruang.
2. Task Lighting yaitu penerangan setempat untuk mendukung kegiatan tertentu (lampu baca).
3. Decorative Lighting yaitu penerangan tambahan untuk unsur dekoratif. Penerangan mengandung aspek kuantitas (intensitas cahaya) dan kualitas (warna,kesilauan). Kesilauan dapat secara langsung

Dalam kaitannya dengan ergonomi yaitu iluminasi atau pencahayaan pada suatu ruangan sangatlah berpengaruh pada kinerja karyawan. Iluminasi yang memiliki nilai ergonomi dapat memberikan pengaruh yang positif, seperti : membantu ruangan menjadi kondusif dan nyaman sehingga memberikan karyawan lebih merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya sedangkan Iluminasi yang tidak memiliki nilai ergonomi dapat memberikan pengaruh yang negtif, seperti : dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan ketidaknyamanan karyawan yang berada dalam ruangan.

Sistem Manusia Mesin ”Robot”

Sistem Manusia Mesin ”Robot”

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah.
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. Mesin dapat diartikan juga sebagai tenaga utama atau sumber daya dari sesuatu alat atau barang
Kedua hal diatas diciptakan oleh manusia dan kedua hal dijalankan atau dioperasikan oleh manusia. Oleh karena itu, disini peran manusia sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan atau menjalankan system ataupun mesin. Sistem dibuat oleh manusia, manusia membuat sistem untuk menjalankan mesin dengan kata lain hal ini disebut dengan sistem manusia mesin. Disini sisitem manusia mesin diartikan dengan sebuah benda atau alat yang kita kenal dengan nama ”Robot”.
Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Robot biasanya digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor. Biasanya kebanyakan robot industri digunakan dalam bidang produksi. Penggunaan robot lainnya termasuk untuk pembersihan limbah beracun, penjelajahan bawah air dan luar angkasa, pertambangan, pekerjaan "cari dan tolong" (search and rescue), dan untuk pencarian tambang. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di bidang hiburan, dan alat pembantu rumah tangga, seperti penyedot debu, dan pemotong rumput.
Seperti kita ketahui system manusia mesin atau robot dalam bidang industri sangatlah berperan apalagi jikalau kita melihat perkembangan industri saat ini yang semakin berkembang dan harus mengejar target produksi setiap harinya. Robot disini bukanlah robot yang kita kenal dalam film-film fiksi seperti Star Wars, dsb yang memiliki kaki, tangan, dan dapat berbicara layaknya manusia. Akan tetapi robot disini merupakan suatu alat yang diciptakan oleh manusia dengan sisitem dan mesin sebagai komponennya dan manusia yang mengoperasikannya. Untuk itu robot disini merupakan alat yang menunjang dan membantu para operator atau karyawan produksi dalam menjalankan produksinya yang ditargetkan oleh perusahaan, setiap harinya.
Dalam kaitannya dengan ilmu ergonomi, robot atau system manusia mesin ini harus didesain dengan memenuhi nilai ergonomi agar pengoperasiannya tidak sulit dan dapat memberikan kenyamanan kepada operator yang mengoperasikannya. Apabila robot memiliki nilai ergonomi yang sesuai dengan standard maka robot tersebut dapat mempermudah operator didalam mengoperasiknnya dan kenyamanan dan keamanan sehingga menekan peluang terjadinya kecelakaan kerja.