Selasa, 05 Januari 2010
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPUASAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA
Sebaliknya faktor dari kepuasan kerja yang berpengaruh negatif terhadap faktor kesesuaian dari kinerja adalah faktor otoritas, kemampuan atasan, dan kebijakan perusahaan. Faktor-faktor dari kepuasan kerja yang berpengaruh positif terhadap faktor diandalkan (dependable) dari kinerja adalah faktor kemandirian, tanggung jawab, promosi, hubungan baik dengan atasan, dan gaji/imbalan. Sebaliknya faktor dari kepuasan kerja yang berpengaruh negatif terhadap faktor diandalkan (dependable) dari kinerja adalah faktor variasi pekerjaan, teman kerja, kemampuan atasan, kebijakan perusahaan Faktor-faktor dari kepuasan kerja yang berpengaruh positif terhadap faktor penyesuaian pribadi dari kinerja adalah faktor aktivitas,promosi, hubungan baik dengan atasan , kondisi kerja, dan imbalan/gaji . Sebaliknya faktor dari kepuasan kerja yang berpengaruh negatif terhadap faktor penyesuaian pribadi dad kinerja adalah faktor otoritas, kemampuan atasan, dan kebijakan perusahaan Faktor-faktor dari kepuasan kerja yang berpengaruh positif terhadap faktor kinerja karyawan secara umum dari kinerja adalah faktor kreativitas, promosi, hubungan dengan atasan , kondisi kerja, dan imbalan/gaji. Sebaliknya faktor dari kepuasan kerja yang berpengaruh negatif terhadap faktor kinerja karyawan secara umum dari kinerja adalah faktor otoritas, kemampuan atasan, dan kebijaksanaan perusahaan.
KETIDAK PUASAN KERJA KARYAWAN
Ketidak puasan kerja merupakan suatu perasaan yang merasa tidak puas, tidak optimal dan tidak nyamannya diri akan situasi ataupun kondisi dari seseorang yang sedang dalam bekerja. Ketidak puasan kerja merupakan suatu perasaan negatif yang dirasakan seorang karyawan yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti pekerjaan yang dijalani tidak sesuai dengan keinginan dan harapan seseorang, memiliki manajemen yang tidak baik dari perusahaan dimana ia bekerja, dan mendapat gaji atau upah yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Ketidakpuasan kerja apabila tidak segera diatasi maka akan berbuntut atau berakibat fatal dan sangat merugikan baik bagi diri pribadinya sendiri maupun tempat atau perusahaan atau instansi dimana ia bekerja. Bagi dirinya pribadi sendiri seperti akan menimbulkan motivasi kerja yang rendah atau bahkan tidak ada sama sekali, membuat dirinya menjadi tidak produktif dan putus asa akan kemampuan pekerjaannya serta merasa dirinya tidak mampu menghasilkan apa-apa bagi perusahaannya dan hal ini akan menimbulkan pengunduran diri dari pekerjaannya. Sedangkan bagi perusahaan atau instansi atau tempat ia bekerja yaitu Perusahaan atau instansi atau tempat dimana ia bekerja akan mengalami kerugian karena produktivitas dari kinerja karyawannya menurun, Perusahaan atau instansi atau tempat ia bekerja akan kehilangan stabilitas atau keseimbangan manajemen karena kebijakan yang nanti akan dilakukan oleh perusahaan atau instansi atau tempat ia bekerja seperti pemecatan, pemberhantian kontrak kerja dan merumahkan karyawan belum lagi pesangon atau uang kompensasi dari kebijakan tersebut. Bagaimana pun juga sikap ketidakpuasan kerja harus diatasi secepat mungkin dan karyawan harus menghindari sikap atau perasaan seperti itu untuk dirinya pribadi maupun perusahaan atau instansi atau tempat ia bekerja.
KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Kepuasan kerja pada dasarnya merujuk pada seberapa besar seorang pegawai menyukai pekerjaannya (Cherington, 1987 : 82). Kepuasan kerja adalah sikap umum pekerja tentang pekerjaan yang dilakukannya, karena pada umumnya apabila orang membahas tentang sikap pegawai, yang dimaksud adalah kepuasan kerja (Robbins, 1994:417). Pekerjaan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seseorang, sehingga kepuasan kerja juga mempengaruhi kehidupan seseorang. Oleh karena itu kepuasan kerja adalah bagian kepuasan hidup (Wether dan Davis, 1982:42).
Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai adalah: (a) isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan ; (b) supervisi ; (c) organisasi dan manajemen; (d) kesempatan untuk maju; (e) gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif; (f) rekan kerja; dan (g) kondisi pekerjaan (Chruden & Sherman, 1972: 312-313). Selain itu, menurut Job Descriptive Index (JDI) faktor penyebab kepuasan kerja ialah (1) bekerja pada tempat yang tepat, (2) pembayaran yang sesuai, (3) organisasi dan manajemen, (4) supervisi pada pekerjaan yang tepat, dan (5) orang yang berada dalam pekerjaan yang tepat (Dunn & Stephens, 1981: 322-323). Adapun salah satu cara untuk menentukan apakah pekerja puas dengan pekerjaannya ialah dengan membandingkan pekerjaan mereka dengan beberapa pekerjaan ideal tertentu (teori kesenjangan).
Kepuasan kerja dapat dirumuskan sebagai respons umum pekerja berupa perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai halhal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Seorang pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu organisasi/institusi/perusahaan mempunyai seperangkat keinginan, kebutuhan , hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya dari tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada kesesuaian antaraharapan pekerja dan kenyataan yang didapatkannya di tempat bekerja. Persepsi pekerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kepuasan kerja melibatkan rasa aman, rasa adil, rasa menikmati, rasa bergairah, status dan kebanggaan. Dalam persepsi ini juga dilibatkan situasi kerja pekerja yang bersangkutan yang meliputi interaksi kerja, kondisi kerja, pengakuan, hubungan dengan atasan, dan kesempatan promosi. Selain itu di dalam persepsi ini juga tercakup kesesuaian antara kemampuan dan keinginan pekerja dengan kondisi organisasi tempat mereka bekerja yang meliputi jenis pekerjaan, minat, bakat, penghasilan, dan insentif.