Jumat, 02 Oktober 2009

PSIKOLOGI MANAJEMEN TUGAS KELOMPOK DAN ARTIKEL INDIVIDU

TUGAS KELOMPOK

A. Komunikasi


Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi.

  1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
  2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme.
  3. Pesan yang disampaikan
  4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.
  5. (K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain.
  6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

B. Komunikasi Satu Arah

Komunikasi satu arah merupakan suatu bentuk komunikasi dimana hanya terdapat satu subjek dalam proses komunikasi dan tidak ada subjek sebagai feedback dari komnikasi tersebut. Contohnya : seorang wanita yang mendengarkan radio atau menonton televisi (TV).

C. Komunikasi Dua Arah

Komunikasi dua arah merupakan suatu bentuk komunikasi dimana terdapat dua subjek yang saling melakukan proses komunikasi dan terdapat feedback didalamnya. Contohnya : Dua orang pria yang sedang melakukan perbincangan baik secara langsung maupun melalui media seperti telepon, handphone, dan chatting via e-mail.

D. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi yang didalamnya menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti.

E. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal merupakan suatu bentuk komunikasi yang didalamnya menggunakan ekspresi wajah, gerak tangan, ekspresi tubuh dan nada suara.

F. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Definisi komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki sususnan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

Sedangkan kelompok itu sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat dalam mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok melibatkan komunikasi dua arah.

Ø Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya

1. Kelompok Primer, merupakan suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. (Charles Horton Cooley pada tahun 1909 ; dalam Jalaludin Rakhmat, 1994).

2. Kelompok Sekunder, merupakan suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati. (Charles Horton Cooley pada tahun 1909 ; dalam Jalaludin Rakhmat, 1994).

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut :

1. Kualitas komunikasi pada Kelompok Primer bersifat dalam dan meluas, sedangkan kualitas komunikasi pada Kelompok Sekunder bersifat dangkal dan terbatas.

2. Komunikasi pada Kelompok Primer bersifat personal, sedangkan komunikasi pada Kelompok Sekunder bersifat nonpersonal.

3. Komunikasi pada Kelompok Primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan komunikasi pada Kelompok Sekunder lebih menekankan aspek isi daripada hubungan.

4. Komunikasi pada Kelompok Primer cenderung ekspresif, sedangkan komunikasi pada Kelompok Sekunder cenderung instrumental.

5. Komunikasi pada Kelompok Primer cenderung informal, sedangkan komunikasi pada Kelompok Sekunder cenderung formal.

Ø Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Theodore Newcomb (1930) melahirkan dua istilah kelompok, kelompok keanggotaan (Membership group) dan kelompok rujukan (Reference group).

1. Kelompok Keanggotaan (Membership group) adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu.

2. Kelompok Rujukan (Reference group) adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Menurut teori, kelompok rujukan memiliki tiga fungsi : Fungsi Komparatif, contohnya saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang. Fungsi Normatif, contohnya Islam memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap atau perilaku yang harus saya miliki. Fungsi Perspektif, contohnya Islam memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa dan orang yang saya temui, memberikan cara memandang dunia, cara mendefenisikan situasi, dan mengorganisasikan pengalaman kepada saya.

Ø Kelompok Deskriptif dan Kelompok Perskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua, diantaranya :

1. Kelompok Deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga : a. Kelompok tugas yang bertujuan memecahkan masalah, b. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan mereka sebagau acara pokok, c. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.

2. Kelompok Preskriptif mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok.

Ø Pengaruh Kelompok Pada Perilaku komunikasi

1. Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.

2. Fasilitas Sosial, Fasilitas (dari kata Perancis facile artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai.

3. Polarisasi adalah kecenderungan kearah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu maka setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan tertentu itu.

G. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa menurut Joseph A. Devito dalam buku Pengantar Komunikasi Massa oleh Nurudin, M.Si., yaitu Komunikasi massa diperuntukan pada orang dalam jumlah banyak yanf tersebar, namun tidak diatur seberapa banyaknya. Dengan kata lain komunikasi massa harus bersifat umum dan bebas dan harus menggunakan peralatan modern untuk menyebarkan pesan, contohnya : pesan yang dikirim seseorang lewat e-mail dalam situs tertentu yang diterima oleh orang-orang di dunia.

H. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapribadi atau komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologi seperti persepsi dan kesadaran (awarenees) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator.

Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, akan tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini. Kesadaran pribadi (self awarenees) memiliki beberapa eleman yang mengacu pada identitas spesifik dari individu. Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda.



I. Hambatan-Hambatan Komunikasi

Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan seorang penyampai pesan dalam:

1. Berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya.
Seorang pedagang makanan yang hanya lulusan SMP tentunya akan kesulitan mengerti pembicaraan seorang sarjana teknik yang berbicara menggunakan istilah-istilah tekniknya.

2. Mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya.
Sekelompok remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan mengenai permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita yang disampaikan seorang ibu rumah tangga.

3. Mengerti kelas sosial para pendengarnya.
Sekelompok petani didesa tentunya tidak mengerti dan tidak tertarik pada pembicaraan seorang pialang mengenai perdagangan saham.

4. Memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para pendengarnya.
Seorang ahli presentasipun akan sangat kesulitan menembus dan merubah "kekebalan" (kekeras-kepalaan) pendapat seorang individu apalagi kelompok masyarakat yang mengkonsumsi makanan pokok nasi menjadi gandum, kentang atau lainnya walaupun didukung bukti-bukti dan alasan yang kuat dan benar. "Adalah pendengar yang menentukan bagaimana sebaiknya sebuah pesan dimengerti".

Bagaimana dan seperti apa sudut maupun cara pandang seseorang terhadap apa yang didengar, dilihat atau dimengerti sangatlah di bentuk oleh latar belakang dan pengalaman pribadi perorangan.




ARTIKEL INDIVIDU

PRO-KONTRA ACARA TAK BERBOBOT DI MEDIA

Oleh : Ratno Sumabi

Terhadap keberatan tayangan televisi yang kurang berbobot, pihak televisi telah bersiap mengadakan perubahan. Seperti yang dikatakan oleh Ilham Bintang—salah-satu tokoh berbagai infotainment—pada wawancara di sebuah stasiun televisi swasta (02/08/06) dalam rangka menanggapi fatwa haram untuk tayangan televisi yang menggunjingkan aib kehidupan pribadi yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama, bahwa ke depan produser infotainment akan mengadakan perubahan. Tetapi, hal ini tidak sepenuhnya menjamin perbaikan program infotainment. Sebenarnya terdapat beberapa instrumen yang mampu mengurangi maraknya tayangan gosip di infotainment.

Pertama, kalangan media mesti lebih mengetatkan lagi penegakan etika penyiaran di kalangan mereka sendiri. Selama ini khalayak belum banyak melihat langkah-langkah profesional “menghukum” media yang melanggar etika penyiaran atau kode etik profesi mereka. Ada kesan profesionalisme di kalangan media masih “kedodoran”, terlihat dari masih adanya ungkapan “menurut informasi orang-orang yang dekat dengan…”, “ketika berita ini kami klarifikasikan, yang bersangkutan handphone-nya tidak aktif…” atau suara presenter yang sejenisnya. Kedua, kalangan yang dirugikan dapat lebih pro-aktif mengadukannya kepada pihak yang berwenang. Ini dimungkinkan karena perangkat hukum telah mengaturnya. Sayangnya pihak yang dirugikan biasanya adalah orang yang diberitakan secara negatif, sedangkan penonton yang merasa dirugikan dengan berita yang menurutnya tidak sesuai dengan harapannya tidak mampu berbuat banyak. Ketiga—yang masih jarang diperhatikan—adalah peningkatan keterampilan memilih media sebagai modal berinteraksi dengan media.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar